13 September 2008

Aplikasi Dendrimer Untuk Pengobatan Kanker

Oleh Arry Yanuar

http://www.beritaiptek.com/

Nanoteknologi yang namanya begitu bergaung, aplikasinya telah mendapat tempat dalam berbagai bidang. Dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pengobatan, nanodevice (piranti nano) telah mulai menunjukkan harapan yang besar dalam penggunaannya. Berbagai pilihan teknologi nano kini tersedia seperti dendrimer, quantum dot, cantilever, nanopore, nanotube, dan nanoshell.

Pengobatan kanker secara kemoterapi yang bersifat tidak spesifik, tidak hanya mengakibatkan kematian pada sel kanker tetapi juga kerusakan pada sel-sel yang sehat.

Pengiriman senyawa toksik langsung ke target sel yang diinginkan yaitu sel kanker merupakan model pengobatan kanker yang ideal. Dengan tersedianya teknologi penghantaran obat yang baik (targetted drug delivery), maka obat secara cerdas dapat menemukan targetnya, yaitu sel kanker sehingga meningkatkan efek anti kankernya serta menurunkan efek toksiknya terhadap sel yang sehat. Teknologi dendrimer yang saat ini tengah dikembangkan oleh berbagai grup riset, diharapkan menjadi wahana pengangkut obat sampai ke sasarannya.

Dendrimer muncul sebagai biomaterial polimer yang relatif masih baru dengan aplikasi pada penghantaran obat dan pencitraan sel. Material dendrimer sendiri merupakan polimer berbentuk globuler (tidak linier) dan bercabang banyak dan bersifat biokompatibel.

Dendrimer, yang digunakan untuk mengangkut muatan obat atau senyawa diagnostik penanda kanker bahkan juga DNA, yang pernah diteliti adalah PAMAM (poliamidoamin), polipropilenimin, poliaril eter, dan lainnya. Muatan obat pada dendrimer bisa diatur dengan mengubah-ubah jumlah pembentuk dendrimer itu sendiri atau dengan kata lain mengatur banyaknya cabang pada dendrimer.

Duncan dkk, telah berhasil membuat suatu konjugat PAMAM dengan cisplatin, suatu obat antikanker yang kuat dengan toksisitas nonspesifik dan kelarutan rendah dalam air. Dengan terbentuknya konjugat maka sifat kelarutannya dalam air menjadi lebih baik dan menurunkan toksisitas sistemiknya serta akumulasinya selektif pada tumor solid.

Keberhasilan membuat konjugat asam folat multivalen pada dendrimer juga telah membawa implikasi penting pada pentargetan obat untuk sel tumor. Sebelumnya telah diketahui bahwa pada sel kanker diproduksi banyak sekali reseptor atau pengenal asam folat, suatu keadaan yang tidak seperti pada sel normal. Karakteristik seperti inilah yang menjadikan pintu masuk bagi sistem penghantaran obat bertarget.

Dendrimer akan membawa muatan berupa obat, pengenal, dan pengait (linker). Sebagai pengenal, asam folat yang diikatkan pada dendrimer, akan berjabat tangan dengan reseptor pada sel kanker. Hasil dari jabat tangan ini maka dendrimer beserta muatannya akan diijinkan masuk ke dalam sel yang sulit ditembus dengan cara biasa. Suasana cairan diluar dan didalam sel berbeda tingkat keasamannya, maka pengait akan mudah terlepas sehingga obat berada dalam posisi bebas dan siap melakukan tugasnya untuk menghantam seluruh isi sel.

Secara umum inilah skrenario untuk mengelabui sel kanker dalam penghantaran obat, sehingga kemungkinan sel sehat terkena obat dapat dihindari. Berbagai obat atau senyawa kimia yang berhasil dibuat konjugatnya dengan dendrimer antara lain, antitumor metotreksat dengan poliaril eter, metotreksat dengan PAMAM, 5-florourasil dengan PAMAM.

Penggunaan dendrimer pada sistem biologi berkembang pesat selama dekade terakhir ini. Hal ini memberi harapan dalam pengantaran obat yang spesisfik dan sistem diagnosa yang lebih baik.

Untuk dapat diterapkan pada pengobatan yang sesungguhnya pada manusia masih memerlukan jalan yang cukup panjang. Berbagai karakteristik konjugat dendrimer masih perlu diuji, tidak hanya agar masa kerjanya lebih lama dalam aliran darah tetapi juga kemudahan untuk dibuang dari tubuh dengan laju tertentu. Lebih dari jauh lagi, masih perlu diuji biokompatibilasnya, karena lokalisasi dendrimer di jaringan tertentu masih sulit diprediksi efek yang diakibatkannya.

Arry Yanuar, Staf Pengajar Departemen Farmasi FMIPA-UI, mahasiswa program Doktor di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Email : yanuar@farmasi.ui.ac.id

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Blog baru ya?
Salam kenal ya, blognya udah keren tuh, hanya saja masih sederhana. Makin semangat ya